
Astomanis.com, Banyumas – Bank Indonesia (BI) Purwokerto mencatat terjadinya deflasi di Kota Purwokerto dan Cilacap pada Januari 2025. Di Purwokerto, deflasi mencapai -0,54 persen month-to-month (mtm), sementara di Cilacap tercatat sebesar -0,26 persen mtm, 1,56 persen year-to-date (ytd), dan -0,26 persen year-on-year (yoy).
Kepala Perwakilan BI Purwokerto, Christoveny, menjelaskan bahwa deflasi ini salah satunya dipicu oleh adanya diskon tarif listrik. Selain itu, peningkatan produksi bawang merah di berbagai daerah, termasuk Kabupaten Cilacap, turut menekan harga komoditas tersebut.
“Deflasi Januari 2025 dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain diskon tarif listrik pada Januari dan Februari, serta turunnya harga telur dan bawang merah,” ujar Christoveny dalam keterangan pers, Selasa (18/2/2025).
Turunnya harga pakan ternak juga berdampak pada penurunan harga telur ayam ras, yang berkontribusi terhadap deflasi secara keseluruhan. Namun, di sisi lain, harga cabai justru mengalami kenaikan akibat tingginya curah hujan dan serangan hama yang menyebabkan berkurangnya pasokan di pasar.
Meski terjadi deflasi, Christoveny menegaskan bahwa hal ini bukan disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat. “Ini lebih karena faktor harga-harga komoditas yang terkoreksi,” tambahnya.
Sebagai langkah pengendalian inflasi, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Banyumas Raya terus berupaya menstabilkan harga melalui berbagai strategi, salah satunya dengan mengadakan Gerakan Pangan Murah (GPM). Program ini menyediakan bahan pangan seperti beras, gula, telur ayam, cabai merah, cabai rawit, sayuran, dan buah-buahan di beberapa titik strategis.
Dengan upaya ini, BI Purwokerto berharap inflasi tetap terkendali dan daya beli masyarakat tetap terjaga.