
Astomanis.com, Purwokerto– Dibangun pertama kali oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja, masjid yang awalnya bernama Masjid Besar berubah menjadi Masjid Agung Baitussalam setelah renovasi pertama pada 1970.
Renovasi dilakukan saat masa pemerintahan Bupati Soekarno Agung.
Demikian disampaikan oleh Ketua Yayasan Masjid Baitussalam Achmad Mulyono pada Jum’at 25/01/2025.
Achmad Mulyono menjelaskan bahwa masjid ini pertama kali dibangun oleh Raden Bei Aria Wirjaatmaja, tokoh pendiri Bank Rakyat Indonesia sekaligus salah satu takmir awal masjid.
Awalnya bernama Masjid Besar, masjid ini mengalami beberapa renovasi besar. Renovasi pertama dilakukan pada tahun 1970 oleh Bupati Soekarno Agung, yang juga mengubah nama masjid menjadi Masjid Agung Baitussalam.
“Renovasi kedua dilakukan pada tahun 1994 oleh Bupati Djoko Sudantoko, menghasilkan desain modern dengan menara megah seperti saat ini,” ujar Achmad Mulyono
Dari segi arsitektur, Masjid Agung Baitussalam kini mengadopsi gaya modern yang terinspirasi dari desain masjid-masjid di Arab Saudi, menggantikan konsep joglo khas Jawa Tengah. Filosofi di balik desain ini mencerminkan tempat ibadah yang nyaman sekaligus simbol kemajuan.
Dalam perkembangannya, masjid ini tidak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga pusat pembinaan umat.
Pada tahun 2006, masjid ini resmi berada di bawah Yayasan Masjid Agung Baitussalam berdasarkan Akta Notaris Prian Pristianto, S.H., No. 4.
“Yayasan ini mendukung berbagai program seperti Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ), kelas tahfidz, kajian rutin, dan kegiatan sosial seperti Jumat Berkah. Program tahunan unggulan, Banyumas Mengaji,” lanjut ujar Achmad Mulyono.
Masjid ini juga memiliki fasilitas lengkap, seperti depot air minum gratis, mukena, dan sajadah yang nyaman untuk jamaah.
Dalam waktu dekat, yayasan merencanakan renovasi kantor sekretariat menjadi area parkir dan pembangunan rumah tahfidz, yang ditargetkan selesai dalam dua tahun mendatang.
“Harapan kami, Masjid Agung Baitussalam dapat menjadi pusat informasi kesejahteraan sosial untuk semua umat Islam, tanpa melihat latar belakang. Masjid ini terbuka untuk siapa saja,” ujar Achmad Mulyono.
Dengan berbagai program dan fasilitas, Masjid Agung Baitussalam terus menjadi pusat spiritual, pendidikan, dan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat Banyumas.(*)
Artikel ini ditulis Salsa Aulia Rahmawati, mahasiswa PPL UIN Saizu Purwokerto.