
Astomanis.com, Karanglewas-Satu ekor sapi mati akibat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang melanda Desa Karanglewas Kidul, sementara 80% dari total populasi sapi yang mencapai 42 dilaporkan terdampak wabah virus ini.
Sekretaris Desa karanglewas, Slamet mengungkapkan bahwa di Desa Karanglewas ada banyak peternak sapi dan wabah bermula dari pengadaan sapi dari luar daerah.
“Setelah pengadaan selang sekitar dua minggu tiba-tiba ada populasi virus PMK yang menyerang di Karanglewas Kidul dan hampir seluruh kandang terkena virus PMK” ujarnya.
Gejala dialami sapi yang terdampak meliputi lecet pada kuku, mulut terus mengeluarkan air liur dan busa, tubuh sapi yang lemas, tidak mau berdiri dan makan.
Suwarso, salah satu peternak di Desa Karanglewas menjelaskan bahwa sejumlah sapinya terinfeksi dan satu ekor sapi miliknya mati.
“Upaya yang kami lakukan dengan cara memberikan minum rebusan jahe, kunyit, gula Jawa, seminggu dua kali,”katanya.
Pemerintah Desa Karanglewas terus melakukan koordinasi dengan dinas peternakan pemerintah Kabupaten Banyumas.
Dinas peternakan mengirimkan personel
melalui PUKESWAN (Pusat Kesehatan Hewan) untuk melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap sapi-sapi yang terjangkit.
Dinas kesehatan memberikan bantuan disinfektan untuk perawatan kandang dari virus
“Sekarang sudah hampir semuanya sembuh, masih ada satu cuman kakinya memar, selain itu sudah tidak ada masalah lagi,” ungkap Suwarso.
Kerugian dari PMK ini pun cukup signifikan.
Suwarso mengungkapkan kerugian dari sapi yang mati mencapai Rp18 juta.
Wabah PMK ini belum ada dampaknya pada harga jual sapi karena peternak di Desa Karanglewas Kidul bukan peternakan sapi untuk pemenuhan kebutuhan daging sapi harian melainkan peternak sapi kurban untuk Idul Adha.
Mereka berharap dampak dari wabah virus PMK ini tidak mempengaruhi harga jual sapi pada Idul Adha nanti.(*)